Salafy lebih sedikit dari hizbiyyin, hizbiyyin lebih sedikit dari ahli bid'ah, ahli bid'ah lebih sedikit dari awam, awam lebih sedikit dari kuffar, kuffar lebih sedikit dari makhluk hidup.
GALAU
Kita ketahui bahwasanya semua orang dari dulu hingga sekarang terkadang dalam kehidupannya sering mengalami kegalauan. Munculnya kegundahan tersebut disebabkan oleh banyak hal, di antaranya karena faktor status, cinta, ekonomi dan konflik. Adanya keempat faktor –tidak menutup kemungkinan faktor lain– inilah yang kemudian menjadikan pikiran mereka terganggu. Oleh karena itu, perlu jalan keluar atau solusi (problem solving) agar mereka tidak lagi merasa resah, lemah, gelisah, loyo, memeng, pasif, patah semangat, putus asa (futur) akibat kegalauan ini.
Semua permasalahan –dalam hal ini kegalauan– akan selesai apabila kita mau kembali kepada Allah dan RasulNya. Bacalah Quran, pelajari Sunnah. Pahami keduanya dengan pedoman pendahulu yang saleh (salafush-shalih), yakni para sahabat, tabi’in, atba’ tabi’in dan yang mengikuti mereka dengan baik dari kalangan ulama rabbani yang istiqamah di atas kebenaran (al-haq). Cukup banyak guru agama (asatidzah) yang mana mereka berguru kepada para ulama senior (masyayikh) di Saudi Arabia (Mekah, Madinah, Yaman dll) dari kalangan sunni / ahlissunnah wal jama’ah / al-firqah an-najiyyah / ath-thaifah al-manshurah / al-ghuroba / as sawadul a`zham di masa ini yang bisa kita ambil faidah dari tulisan dan ceramah mereka. Meskipun di Indonesia jumlah mereka masih sangat sedikit tapi hendaklah jangan dijadikan penghalang bagi usaha kita untuk menimba ilmu agama (syar’i) dari mereka. Segala puji bagi Allah (alhamdulillah), di zaman ini kita –terutama kawula muda– dimudahkan oleh Allah jalla wa ‘ala. Berikut beberapa link yang saya rekomedasikan untuk Anda sekalian (antum).
http://asysyariah.com/ (Indonesian) untuk pemula/awam.
http://forumsalafy.net/ (Indonesian) untuk thullab.
http://sahab.net/ (Arabic) untuk thullab yang mahir berbahasa Arab.
dll yang searah dengan manhaj nubuwwah.
Wallahu a’lam bish shawab.
Semua permasalahan –dalam hal ini kegalauan– akan selesai apabila kita mau kembali kepada Allah dan RasulNya. Bacalah Quran, pelajari Sunnah. Pahami keduanya dengan pedoman pendahulu yang saleh (salafush-shalih), yakni para sahabat, tabi’in, atba’ tabi’in dan yang mengikuti mereka dengan baik dari kalangan ulama rabbani yang istiqamah di atas kebenaran (al-haq). Cukup banyak guru agama (asatidzah) yang mana mereka berguru kepada para ulama senior (masyayikh) di Saudi Arabia (Mekah, Madinah, Yaman dll) dari kalangan sunni / ahlissunnah wal jama’ah / al-firqah an-najiyyah / ath-thaifah al-manshurah / al-ghuroba / as sawadul a`zham di masa ini yang bisa kita ambil faidah dari tulisan dan ceramah mereka. Meskipun di Indonesia jumlah mereka masih sangat sedikit tapi hendaklah jangan dijadikan penghalang bagi usaha kita untuk menimba ilmu agama (syar’i) dari mereka. Segala puji bagi Allah (alhamdulillah), di zaman ini kita –terutama kawula muda– dimudahkan oleh Allah jalla wa ‘ala. Berikut beberapa link yang saya rekomedasikan untuk Anda sekalian (antum).
http://asysyariah.com/ (Indonesian) untuk pemula/awam.
http://forumsalafy.net/ (Indonesian) untuk thullab.
http://sahab.net/ (Arabic) untuk thullab yang mahir berbahasa Arab.
dll yang searah dengan manhaj nubuwwah.
Wallahu a’lam bish shawab.
Semoga Negara Indonesia Bebas dari Agama Sesat Syi'ah
Umat Islam Indonesia Sepakat Menolak Rofidhoh Demi Menjaga Agama Islam, Anak Cucu dan bangsa dari Bahaya agama Syi'ah
Imam asy-Syafi'i rahimahullaah berkata: “Aku tidak pernah melihat seorang pun
dari pengikut hawa nafsu yang aku saksikan kedustaannya daripada
Raafidlah”
[Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Haatim dalam Aadaabusy-Syaafi’iy, hal. 144; hasan]
Imam Ahmad bin Hanbal Rahihamullah berkata: “Barangsiapa yang mencaci-maki, aku khawatir ia akan tertimpa kekafiran seperti Raafidlah”. Kemudian ia melanjutkan: “Barangsiapa yang mencaci-maki para shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, maka kami tidak percaya ia aman dari bahaya kemurtadan”
[Diriwayatkan oleh Al-Khallaal dalam As-Sunnah no. 784; shahih].
[Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Haatim dalam Aadaabusy-Syaafi’iy, hal. 144; hasan]
Imam Ahmad bin Hanbal Rahihamullah berkata: “Barangsiapa yang mencaci-maki, aku khawatir ia akan tertimpa kekafiran seperti Raafidlah”. Kemudian ia melanjutkan: “Barangsiapa yang mencaci-maki para shahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam, maka kami tidak percaya ia aman dari bahaya kemurtadan”
[Diriwayatkan oleh Al-Khallaal dalam As-Sunnah no. 784; shahih].
Langganan:
Postingan (Atom)