Bismillaah arrahmaan arrahiim. Ashshalaatu wassalaamu ‘alaa Rasuulillaah. Wa ba’du.

PANDANGAN al-Alusi TENTANG SYI'AH

Imam al-Alusi (Abul Fadhl, Syihabuddin Mahmud al-Alusi al-Baghdadi) wafat tahun 1270 H. Beliau menilai Syi’ah adalah kafir, karena jelas telah mencaci-maki sahabat Nabi sallallahu alaihi wasallam.
Kalaupun kaum Syi’ah itu mengaku sebagai pengikut ahlul bait, namun pegakuannya itu tidak bisa diterima. Kata al-Alusi:
كلا بل أتباع الشياطين , وأهل البيت بريئون منهم
Sekali-kali mereka bukan pengikut ahlil bait, tetapi pengikut syetan, sementara ahlul bait sendiri berlepas diri dari mereka.
Al-Alusi adalah pengarang Tafsir Ruhul Ma’ani, beliau juga mengarang beberapa buku khusus menyanggah Syi’ah, antara lain berjudul Mukhtashar at-Tuhfah al-Itsna Asyariyah, Sa’adatut Darain Fi Syarhi Haditsits Tsaqalain yang semula berbahasa Persi karangan Syaikh A. Aziz ad-Dahlawi, diubah ke dalam bahasa arab oleh Syukri untuk al-Alusi, dan Shabbul ‘Adzab ‘ala Man Shabbal Ash-hab (Curahan Azab untuk Orang yang Mencaci-maki Shahabat).

Renungan



Al-Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata: “Wahai manusia, sesungguhnya aku tengah menasihati kalian, dan bukan berarti aku orang yang terbaik di antara kalian, bukan pula orang yang paling shalih di antara kalian. Sungguh, akupun telah banyak melampaui batas terhadap diriku. Aku tidak sanggup mengekangnya dengan sempurna, tidak pula membawanya sesuai dengan kewajiban dalam menaati Rabb-nya. Andaikata seorang muslim tidak memberi nasihat kepada saudaranya kecuali setelah dirinya menjadi orang yang sempurna, niscaya tidak akan ada para pemberi nasihat.” (Mawai’zh lilImam Al-Hasan Al-Bashri, halaman 185)